Banyak orang mengatakan bahwa anak anak yang lulus tahun 2020 adalah angkatan corona. Angkatan yang lulus otomatis tanpa ujian nasional. Namun saya lebih suka menyebut mereka sebagai angkatan gebrakan digital. Karena momen pandemi telah menstimulus sedemikian dahsyat. Sehingga mereka dipaksa melanjutkan pembelajaran dengan tiba-tiba berbasis digital. Pembelajaran yang dapat dikatakan berputar 180 derajat dari kesehariannya. Penuh tantangan dan juga paksaan dengan berbagai tuntutan.
Coba saja kita renungkan, berbagai prasyarat pendukung harus dipenuhi demi terselenggaranya pembelajaran. Dimulai dari harus adanya fasilitas komunikasi yaitu ponsel bahkan laptop ( komponen hardware). Kemudian berbagai aplikasi pembelajaran atau Learning Management System ( LMS ) yang harus terinstall ( komponen software). Tidak kalah pentingnya adalah kemampuan dari peserta didik maupun gurunya untuk mengoperasikan software pembelajaran tersebut (komponen brainware). Dan tentu saja harus didukung dengan ketersediaan signal untuk terkoneksi dengan jaringan internet.
Selain itu, kemampuan orang tua harus ekstra dan harus mau menjadi pemantau langsung pembelajaran selama di rumah. Hal ini semata-mata demi kesuksesan pembelajaran. Ungkapan semua orang dapat menjadi guru, dan semua tempat bisa menjadi sekolah terbukti selama pandemi ini.
Kita didorong masuk digitalisasi pendidikan secara tiba tiba. Banyak yang mengeluh. Pada awal BDR, seperti shock therapy juga. Apa mau dikata. Semua adalah bagian dari takdir Tuhan. Hidup berdampingan dengan pandemi tidak dapat kita hindari. Yang bisa kita lakukan adalah tetap mengikuti dan mengantisipasi. Terlebih dalam dunia pendidikan di era 4.0 ini. Jika kita tidak mengikuti, kita pasti merugi. Niscaya kita akan tertinggal beribu langkah di belakang orang-orang yang unggul dalam ketrampilan IT. Mereka yang senantiasa meng-up grade diri dengan berbagai informasi terkini. Dan selalu menjalin jejaring sosial tanpa batas meskipun mereka berdiam diri di rumah.
Faktanya inilah kebutuhan generasi masa kini. Dan momen pandemi telah mempersiapkan lulusan tahun 2020 untuk memiliki kecakapan ber-IT lebih dini. Mereka memiliki banyak keunggulan dari angkatan sebelumnya. Jika kita analisis keunggulan mereka adalah :
Pertama, karena kondisi pandemi COVID-19 belum selesai hingga akhir tahun ajaran, angkatan ini lulus berdasarkan penilaian komprehensif. Maksudnya adalah pertimbangan kelulusan tidak hanya berpedoman pada hasil nilai ujian akhir. Penilaian berdasarkan data portofolio siswa. Hal ini tentu lebih objektif. Pengukuran ini lebih akurat dan detail menggambarkan perkembangan kemampuan siswa secara umum. Tahap demi tahap telah terekam secara rinci.
Kedua, dengan dihapuskannya Ujian Nasional ( UN ), peserta didik tidak akan sembrono. Artinya, mereka akan lebih berhati-hati dalam berproses. Kondisi ini menjadi stimulus untuk menunjukkan hasil terbaiknya lebih konsisten. Tidak ada istilah lulus sim salabim karena semata-mata dari hasil nilai ujian. Tetapi dalam kesehariannya juga harus signifikan. Hal ini menjadi apresiasi positif bagi semua peserta didik. Apresiasi menciptakan karakter pembelajar sepanjang hayat yang berorientasi pada proses, bukan semata mata pada hasil.
Ketiga, angkatan tahun 2020 memiliki ketrampilan IT lebih dini. Mengapa? Coba kita analisis kembali. Pada pembelajaran yang dilakukan secara daring, guru menyampaikan materi dengan berbagai konten digital. Misalnya video pembelajaran, web, e-book bahkan ujian pun secara on line. Literasi digital yang dimiliki juga akan bertambah. Peserta didik dihadapkan pada hal hal baru. Mereka akan lebih termotivasi untuk mencari tahu. Agar dapat memenuhi target ketuntasan belajar dari guru. Mereka terlatih berusaha mencari referensi lain. Atau me-review konten digital yang diberikan.
Begitu pun pada saat ujian on line. Mereka akan terlatih dalam teknis pengerjaannya. Kosakata pun bertambah. Istilah upload, submit, input dan password serta istilah digital lainnya sudah akrab dalam keseharian belajar bagi angkatan ini. Akhirnya, mereka dapat menemukan gaya belajar yang sesuai dengan kemampuan kognitifnya.
Anda tentu pernah mendengar kata kata bijak yang menyatakan bahwa sahabat sejati adalah sahabat dalam duka. Maksudnya adalah, keunggulan keempat angkatan 2020 adalah memilki jiwa kolaborasi lebih tinggi. Mereka menjalani momen pandemi adalah momen kebersamaan dalam sependeritaan. Dan BDR adalah dampaknya dalam dunia pendidikan. Mereka dibiasakan berkomunikasi melalui whatstapp group. Mereka terbiasa bekerja sama menyelesaikan target pembelajaran. Jiwa kompetisi memudar. Yang muncul adalah gotong royong, berdiskusi menyelesaikan masalah pembelajaran . Mereka akan memiliki cerita berproses yang berkesan. Rasa senasib dan sependeritaan mereka miliki.
Kelima, angkatan 2020 sesungguhnya akan menyadari bahwa belajar adalah kebutuhan mereka sendiri. Belajar tidak terikat tempat dan waktu. Mereka akan mengerti bahwa sumber belajar tidak selalu dari guru. Mereka akan menyadari bahwa guru sebagai fasilitator. Mereka juga memahami bahwa sesungguhnya mereka adalah faktor penentu kesuksesan dirinya sendiri. Pandemi telah mengantarkan mereka memiliki jiwa pembelajar sejati.
Bagi mereka yang masih terkendala dan pemebelajaran secara luar jaringan pun juga tetap memiliki keunggulan. Minimal mereka akan berusaha menyesuaikan untuk berproses dengan kemajuan teknologi.
Di balik musibah pasti ada hikmah. Jika pandemi karena virus corona telah mengancam kesehatan insan di bumi ini sehingga sering membuat kita depresi dan terbatasi. Namun dalam bidang pendidikan, pandemi telah mempersiapkan generasi lebih dini dalam ber-IT. Kompetensi ini menjadi catatan khusus pendidikan. Tentunya menjadi aset spesial untuk mengawal perubahan sistem pendidikan Indonesia masa kini. Jika kualitas pendidikan Indonesia selama ini dianggap masih di bawah negara lain, maka momen pandemi ini telah menciptakan imun yang akan menguatkannya. Sehingga kualitas pendidikan Indonesia akan naik rating dalam kancah internasional. Inilah kontribusi keunggulan yang dimiliki angkatan lulusan tahun 2020.
Penulis: Romlah Syd
Semoga dapat menjadi inspirasi, mohon krisannya bapak ibu๐๐๐๐
BalasHapus