“The World of the Marriage” belakangan ini tampak ramai diperbincangkan di jagad media sosial. Setiap kali membuka facebook, beranda dipenuhi dengan status tentang drama ini. Bahkan banyak artikel tentang pemeran pelakor dalam drama ini ramai dihujat nitizen. Yah “the World of the Marriage” adalah salah satu judul serial drama korea yang sempat membius banyak masyarakat Indonesia.
Bahkan banyak teman saya yang sebelumnya tak pernah menonton drama Korea pun ikut terbawa arus. Banyak yang jadi penonton drama Korea dadakan. Kisah tentang pelakor ternyata masih memiliki ruang yang cukup luas di hati banyak masyarakat Indonesia. Karena drama ini, layar kaca TV kita kembali digempur dengan beberapa drama Korea.
Namun hal itu justru terbalik dengan para pencinta drama korea yang bukan hanya sekedar menjadi penonton drama Korea dadakan. Mereka yang menjadi penikmat drama korea jauh sebelum “the World of the Marriage” booming, Misalnya saja saya, istri dan beberapa teman saya justru tak begitu antusias mendengar “the World of the Marriage” . Entah mengapa setelah mendengar cerita kawan-kawan dan membaca beberapa artikelnya di sosial media kami justru tak tertarik sama sekali untuk menontonnya.
Yah saya memang salah satu penyuka drama Korea. Tetapi bukan berarti saya termasuk penggila Korea. Saya menyukai drama korea tapi hampir tidak tahu siapa nama pemainnya bahkan judul dramanya pun terkadang lupa. Paling banter hanya kenal nama Song Jong Ki dan Jang Nara saja. Beda cerita jika yang dibahas tentang jalan cerita dramanya, saya akan cepat menangkap.
Bukan tanpa alasan kenapa saya menyukai drama Korea. Meski di awal sempat tak tertarik, namun kebetulan saudara saya menyimpan satu drama di laptop saya. Iseng-iseng saya tonton dan ternyata ceritanya menarik. Saya menyukai cara mereka menyampaikan pesan lewat film. Dan temanya pun bervariasi. Bukan hanya tentang percintaan tetapi juga banyak tema lain yang menarik. Seperti tentang pemerintahan yang kocar-kacir, masalah hukum yang makin tumpul ke atas dan tajam ke bawah, mengenai kasus suap dan banyak lagi tema drama yang seolah-olah beneran terjadi bahkan di negeri kita sendiri. Sebut saja “Sky Castle”, “Dream High”, “Good of Study”, “School 2013” dan banyak lagi.
Selain itu drama Korea juga memberi saya inspirasi untuk menjadi pengajar atau tepatnya pendidik yang baik. Banyak drama korea yang mengangkat kisah tentang sekolah. Bagaimana menghadapi orang tua yang siswa yang suka protes, bagaimana mengatasi siswa yang nakal, bagaimana bertahan dan tetap mencintai pekerjaan meski keadaan sedang tak bersahabat, dan banyak lagi Kisah-Kisah lainnya.
Kisah itu banyak saya aplikasikan ke kehidupan saya di sekolah. Misalnya saja “Dream High”, dari drama ini saya terinspirasi akhirnya saya menemukan bakat salah satu murid saya yang selama ini tak pernah terlihat. Kemudian saya beri motivasi dan dukungan akhirnya bisa tampil dalam lomba tingkat kabupaten. Meski hanya harus puas dengan juara 3 tapi itu pencapaian yang luar biasa.
Begitu pun dalam drama school 2013, di mana di film tersebut dikisahkan seorang wali kelas yang mampu memahami muridnya. Bagaimana perjuangan seorang guru untuk memotivasi siswanya. Bagaimana guru yang tidak selalu men-judge buruk siswanya seperti hanya dari apa yang tampak oleh mata saja. Dan itu banyak terjadi di sekitar saya sendiri.
Teringat beberapa tahun yang lalu, ketika sebuah kasus yang menyeret 3 anak. Kejadian ini sempat viral di daerah kami bahkan sampai ke telinga Kemenag provinsi. Ketika ke tiga anak itu melakukan sebuah kesalahan yang berbuntut kesalahpahaman antara guru dan beberapa orang tua siswa. Kebetulan saat itu saya tak di tempat. Namun saya mengenal Anak-Anak itu dan sepengamat saya mereka memang termasuk anak yang kadang berbuat ulah di sekolah.
Setelah berunding yang cukup lama dan alot, akhirnya ketiga anak itu tidak di DO dari sekolah. Namun mereka tak diperkenankan untuk mengikuti pelajaran lagi. Mereka hanya diberi kesempatan untuk mengikuti ujian nasional saja. Karena mengingat mereka sudah kelas 9 dan aturan tidak memperkenankan mereka untuk pindah sekolah.
Akhirnya mereka pun melaksanakan hukuman itu. Sejak saat itu mereka tak diizinkan datang kesekolah. Memang dua di antaranya cukup bebal, seolah-olah tak menghargai gurunya lagi. Itu membuat mereka tak dipandang lagi oleh Guru-Guru. Bukannya menyadari kesalahan , malah kian menjadi.
Tapi yang menjadi perhatian saya justru kepada salah satu anak di antara mereka. Sebut saja namanya R, saya tahu persis jika anak itu cukup sering membuat masalah. Namun saya juga tahu jika dia tak sekurang ajar itu. Dia hanya berada di waktu, tempat, dan keadaan yang kurang tepat sehingga namanya ikut terseret.
Wajah penyesalan di wajahnya pun tampak jelas. Namun itu tak dapat menolongnya. Sejak kejadian itu perangainya jadi berubah menjadi lebih baik. Mungkin saja dia menyadari kesalahannya. Tapi apa mau dikata semua sudah terjadi.
Tak terasa waktu berlalu hingga tiba saat ujian. Dan mereka bertiga diperkenankan kembali ke Sekolah. R kembali dengan sikapnya yang baru. Dia disiplin, sopan , dan mengikuti semuanya dengan baik. Namun satu hal yang membuat saya perbadi sedih, tampak wajah tertekan dan kesedihan di wajahnya. Bagaimana tidak di saat dia lagi berusaha untuk memperbaiki semuanya namun wajah tak suka dari hampir semua penghuni sekolah selalu didapatkan.
Saya pribadi merasa sungguh itu hal yang sangat berat untuk berusaha Baik – Baik saja. Apalgi untuk ukuran remaja seperti dia. Hal yang tak dapat saya lupakan saat dia dengan semangatnya ingin ikut berpartisipasi dalam perpisahan sekolah. Di kala dia lebih disiplin latihan dan bersemangat mengikuti kegiatan , Tiba-Tiba dia harus dikeluarkan hanya dengan alasan dia pernah terlibat kasus besar. Saya yang memilihnya untuk bergabung jelas tak terima. Namun suara saya ini apalah untuk melawan suara yang banyak.
Dari kejadian ini saya belajar tidak sebaiknya kita selalu memandang buruk seseorang hanya dari masa lalunya. Tidak seharusnya kita ikut membenci di saat seluruh dunia membenci. Jika memang tak menyukainya setidaknya jangan tunjukkan ketidak sukaanmu di saat seluruh dunia sudah membencinya. Semua manusia pernah khilaf dan salah. Dan pikirkan bagaimana jika kejadian itu terjadi pada diri kita.
Hal yang menimpa anak ini mengingatkan saya kepada salah satu drama Korea. di mana seorang anak tertimpa masalah dan hampir tak ada lagi yang mempercayainya. Namun sang guru tetap memberi kesempatan dan mau mendengar ceritanya. Dari situ saya belajar menghadapi R, dan benar saja meski di luar anak itu tampak kuat namun dia juga memiliki perasaan yang bisa merasakan sakit mendapat perlakuan seperti itu. Dan anak seperti ini hanya butuh dukungan dan nasihat agar bisa lebih baik.
Dan alhamdulillah sekarang R bisa melewati semua dan sudah kembali belajar dengan normal dah bahkan lebih baik di sekolah tingkatan selanjutnya. Dan pengalaman kurang baiknya itu bisa dijadikan sebagai pelajaran. Dari situ saya berpikir ada untung nya juga saya menonton drama Korea. Meski awalnya saya berpikir ceritanya itu hanya hasil imajinasi sutradara saja. Namun ternyata Benar-Benar terjadi di sekitar kita.
Ini salah satu efek positif dari menonton drama Korea buat saya pribadi. Tinggal bagaimana kita memilih mana yang baik untuk kita tonton. Banyak drama korea mampu menginspirasi namun ada pula yang menjerumuskan. Tapi buat saya pribadi cukup memberikan dampak baik. Selain mendapatkan hiburan, saya juga mendapat pelajaran.
Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diwaspadai jika nonton drama korea ini. Berdasarkan pengalaman pribadi dan juga pengalaman Teman-Teman jika sudah menonton terkadang buat kita lupa waktu. Sering kali karena ceritanya yang selalu membuat penasaran membuat kita lupa untuk stop. Membuat kita selalu ingin melanjutkan ke episode selanjutnya. Hal ini yang membuat banyak teman sering begadang.
Intinya apa pun itu jika porsi nya berlebihan, dampaknya pasti tak kan baik. Jadi Sah-Sah saja kita pun menonton drama asal kita bijak dalam me-manage waktu. Terlebih buat kita yang sudah ada kewajiban. Jangan sampai karena terlalu asyik hingga membuat kita lalai pada kewajiban kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar