Terik matahari seakan menyinari segala penjuru bumi. Pepohonan meranggas karena kekeringan. Musim kemarau saat ini begitu panas. Suhu udara memuncak sehingga setiap orang kegerahan di kota. Panas terik menguras energi saat bekerja. Sesekali datang mendung yang menambah gerahnya udara kota. Pepohonan yang ditanam beberapa tahun belakangan ini, belum bisa mengurangi panas. Panas membakar kulit para pekerja yang berada di luar ruangan. Panas mempercepat penguapan kantong-kantong air di kota ini.
Terik matahari membuat fatamorgana di jalan beraspal. Fatamorgana membahayakan para pengendara sepeda motor saat melintas. Para pengendara sepeda motor ingin menghidari agar tidak basah. Oh ternyata hanya pendaran cahaya matahari yang dipantulkan oleh jalan beraspal kering yang panas. Mata lelah memandangi pantulan cahaya matahari di sepanjang jalan pada siang yang terik panas. Bila tidak waspada terhadap fenomena peristiwa alami ini maka bisa celaka di jalan yang agak lengang di waktu para pekerja giat melaksanakan tugasnya. Cahaya matahari yang tanpa penghalang langsung menerpa jalan aspal halus akan menimbulkan fatamorgana.
Kemarau panjang menimbulkan udara yang panas, menyengat kulit para pengguna jalan dan para pekerja di ruangaan terbuka. Rumput-rumput menguning menyimpan harapan hidup musim hujan mendatang, akarnya masih tersisa di tanah nan gersang. Jengkerik dan belalangpun kepanasan menghidar dari rumput yang kering kerontang karena makanan tidak tersedia. Semut-semut berkerumun mencari makanan di sela-sela rumput kering dengan semangat kegotongroyongan yang nyaris sempurna. Burung-burung pemangsa serangga semakin jarang berkelebat di atas rumput kering . Perkutut liar sesekali datang mencari butiran-butiran pasir demi melancarkan pencernakan di temboloknya yang mungil.
Kadal kegerahan keluar dari sarangnya yang aman nyaman di sela-sela tanah yang adem. Lalat-lalat pencari bangkai berseliweran di atas lahan kering. Mereka mencari mangsa dan mencari media penetasan telurnya. Belatung-belatung gemuk menetas menghabiskan sisa bangkai. Pupa yang menetas menjadi lalat muda yang siap terbang melalang jagat raya. Deruan angin kemarau membawa debu halus beterbangan membahayakan mata manusia. Angin berdebu menjadi tantangan serangga-serangga pekerja yang rajin beterbangan kesana-kemari mengumpulkan makanan.
Bila matahari mulai condong ke barat saatnya nyamuk-nyamuk keluar dari sarangnya siap menghujamkan mulut penusuknya untuk meyedot darah merah dan menularkan penyakit berbahaya. Demam berdarah, cikungunya dan malaria menjadi penyakit yang menakutkan. Bila demam berdarah mewabah menjadi momok masyarakat karena dapat merenggut nyawa para penderita. Cikungunya juga bahaya bila tidak ditangani dengan serius, demam tinggi bisa membuat penderitanya badannya kaku tak berdaya. Musim kemarau membuat suasana gembira bagi anak-anak dan orang yang suka berkegiatan di alam terbuka. Kadang kala bahaya serangan wabah penyakit tidak dihiraukan.
Penulis: Hardiyanto Yakobus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar