Selasa, 29 September 2020

Lima Cara Membuat Anak Nyaman Belajar di Rumah

 


Keadaan pandemi saat ini yang memaksa orang tua harus mendampingi anak mereka belajar di rumah, membuat orang tua menghadapi "masalah" baru. Hal ini menjadi beban baru bagi sebagian orangtua. Agar hal tersebut tidak menjadi berlarut larut, orang tua perlu bijak dalam mempersiapkan diri menghadapi hal tersebut.

Untuk menciptakan suasana yang nyaman untuk belajar anak di rumah, khususnya bagi anak yang masih di tingkat usia dini dan dasar. Tidak hanya dari segi fasilitas yang dibutuhkan anak dalam menyelesaikan tugas sekolah mereka tetapi juga situasi emosi yang mendukung. Tidak dapat dipungkiri dalam hal ini, semuanya menjadi serba sensitif baik dari pihak orangtua ataupun anak. Tetapi bila kita dapat melakukannya dengan baik, bukan tidak mungkin hubungan anak dan orangtua jadi lebih erat.

Beberapa tips dari Najeela Shihab dalam bukunya Mencintai Dengan Lebih Baik , mungkin relevan dengan keadaan saat ini. Saat anak anak karena keadaan menjalani program belajar dari rumah (BDR) didampingi oleh orang tua. Beberapa hal yang dapat kita perhatikan, antara lain :

Manajemen Waktu

Setiap dari kita mempunyai peran yang berbeda-beda, bukan hanya sebagai ibu, istri tetapi juga ada yang  sebagai pekerja. Sehari tentu tetap akan 24 jam, sehingga kita harus bisa mengelolanya dengan baik. 

Membuat rutinitas harian membuat target akan mudah tercapai. Bila kita adalah seorang “ full time mother” maka kita bisa mengatur jadwal belajar anak mulai di pagi hari sehingga  siang hari semua target tugas hari itu sudah selesai. Sementara bagi ibu bekerja, bisa disesuaikan ketika ibu selesai bekerja, dengan sebelumnya berkomunikasi dengan pihak sekolah khususnya wali kelas, bahwa pengiriman tugas dapat menyesuaikan.

Kenali kebutuhan diri

Kondisi fisik dan emosi orang tua, misalnya kelelahan, pekerjaan rumah yang menumpuk, sangat berpengaruh pada bagaimana kita mendampingi anak-anak. Ketika kita merasa capek, setelah pulang bekerja, beristirahatlah dulu sekitar 30 menit untuk menata emosi sehingga kita siap mendampingi anak anak tanpa drama.

Cara berkomunikasi kita

Cara berkomunikasi kita juga memengaruhi hubungan kita dengan anak. Kita bisa menilai diri kita sendiri, apakah komunikasi kita dengan anak anak termasuk komunikasi efektif atau tidak?
Bila kita masih sering menggunakan kata:

“Makanya tadi diperiksa dulu, jangan malas.“
“Masa sih sudah capek, kan cuma gitu aja, masa ngantuk.“
“Kerjakan sekarang!”

Berarti komunikasi kita termasuk komunikasi tidak efektif. 

Perlahan lahan coba kita ganti dengan :

“Mama dulu juga pernah salah. Akhirnya mama selalu periksa ulang sebelum mengumpulkan ke bu guru.“
“Ngantuk ya? Mama juga, tapi kita harus selesaikan tugas ini dulu bersama sama.“
“Ayo kita kerjakan sekarang."

Berbicaralah  dengan posisi tubuh sejajar dengan anak dan lakukanlah kontak mata. Berbicara dengan jelas agar anak mengerti. Gunakan bahasa (kata-kata) yang positif, tidak negatif. Dengarkan dengan penuh perhatian ketika anak berbicara atau mengutarakan pendapatnya. Sehingga komunikasi kita dengan anak menjadi efektif. Lakukan dan terapkan dengan rutin.

Disiplin Positif

“Menumbuhkan disiplin diri anak adalah modal utama Pendidikan dalam keluarga yang mendorong kemandirian jangka Panjang.”

Dorong anak untuk selalu mengikuti jadwal yang telah dibuat dan disepakati sehingga mereka dapat menyelesaikan tugas-tugas mereka tepat waktu. Kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus, akan membentuk karakter anak di masa depan. 

Belajar Efektif

"Anak yang cerdas adalah salah satu tujuan utama pendidikan yang membutuhkan proses dan  dukungan berkelanjutan dari seluruh anggota keluarga.“

Belajar efektif harus menyenangkan, tapi tidak hanya bersenang-senang. Perlu tantangan, bukan beban. Belajar harus menyenangkan dan bermakna. Seringkali anak dipaksa belajar dengan pola yang keliru sehingga anak menjadi tidak tertarik lagi. Gunakan media-media yang menyenangkan untuk menyampaikan maksud pembelajaran kepada anak. Komunikasi dengan pihak sekolah tentu sangat penting, agar sekolah bisa memfasilitasi penyediaan media yang edukatif dan menarik bagi anak.

Orang tua juga bisa memberi masukan kepada guru, agar tercipta komunikasi yang efektif dan membangun antara orang tua dan pihak sekolah. Karena kunci keberhasilan belajar di rumah adalah komunikasi yang baik antara orang tua dan sekolah.

Sebenarnya bila kita bisa mengambil hikmah dari keadaan saat ini, belajar di rumah atau bisa disebut proses belajar jarak jauh,  kita bisa menilai sejauh mana peranan kita  dalam dunia sekolah anak-anak kita selama ini. Apakah terlalu berlebihan atau malah terlalu cuek?
 
Sehingga, ketika diberlakukan proses belajar mengajar seperti saat ini, kita merasa kaget dan gelagapan tanpa persiapan cukup dalam mendampingi proses belajar anak anak kita. Tidak ada salahnya untuk mulai belajar. Karena menjadi orangtua berarti berkomitmen untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat dalam mengasuh dan memahami anak-anak kita. Tidak ada sekolah untuk menjadi orang tua, yang ada hanyalah kemauan kita untuk mau belajar menjadi orang tua yang lebih baik. 


Penulis: Asti Eka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

3W Wujud Nyata Rasa Syukur Kita Saat Pandemi

  Bukan hanya di dunia medis, kita semua juga sudah tak asing lagi dengan istilah 3W, yaitu wajib memakai masker, wajib mencuci tangan serta...