Minggu, 16 Agustus 2020

Tujuh Cara Membangkitkan Semangat Belajar

 

Di suatu ruang kelas berdirilah seorang guru di hadapan para siswanya. Di sudut belakang tampak seorang siswa sedang mengantuk sedangkan dua anak yang duduk di depannya tiba-tiba berdiri dan memohon izin kepada guru untuk pergi ke toilet. Di sudut yang lain, seorang siswa terlihat murung dan menyandarkan kepalanya ke dinding. Siswa lainnya sedang mencorat-coret kertas dan beberapa di antaranya sedang bergurau hingga terdengar tawa cekikikan.

Ilustrasi di atas menggambarkan suasana kelas yang dialami oleh seorang guru. Suasana seperti di atas tidak boleh berkepanjangan. Guru dengan naluri pengajar sekaligus pendidik seharusnya segera mengambil sikap. Dengan berbekal pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya sebagai guru hendaknya segera mengambil sikap sehingga suasana kelas lebih kondusif.

Antusiasme siswa sangat diperlukan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini bisa diusahakan dengan menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.. Berikut ini tujuh cara membangkitkan motivasi dan semangat belajar bagi siswa, yaitu:

Ciptakan suasana yang nyaman bagi siswa

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap siswa menyukai suasana nyaman di mana pun ia berada. Situasi di mana  siswa bisa beraktivitas dengan aman, lancar, dan menyenangkan. Nyaman di sini bisa dilihat dari lokasi yang jauh dari kebisingan, udara yang sejuk, fasilitas belajar yang memadai, dan hal lain yang mendukung misalnya ketersediaan sumber belajar dan kelengkapannya. Kenyamanan akan mendorong siswa berkonsentrasi penuh selama kegiatan pembelajaran.

Siapkan media/sumber belajar yang unik dan menarik.

Siswa cenderung menyukai hal-hal baru yang unik dan menarik untuk dipelajari. Berdasarkan kenyataan ini guru hendaknya lebih kreatif dan inovatif dalam mencari, mengolah, dan menyajikan media/sumber belajar. Hal ini dilakukan demi menjaga antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Cara lain meningkatkan motivasi belajar adalah memodifikasi media/sumber belajar sesuai minat atau bakat yang dimiliki oleh siswa. Crow and Crow (dalam Djaali, 2009) mengemukakan bahwa minat adalah kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian kepada seseorang, atau kepada aktivitas-aktivitas tertentu. Berdasarkan teori ini guru bisa saja menyajikan pembelajaran dalam bentuk permainan/game, lagu, drama, demonstrasi, investigasi dan sebagainya. Semakin bervariasi guru dalam penyajian media/sumber belajar maka siswa akan semakin bersemangat untuk belajar.

Sajikan materi secara sistematis

Siswa menyukai materi pembelajaran yang dianggap mudah dan sederhana. Hal ini menuntut keterampilan guru dalam menyajikan bahan ajar yang mudah dimengerti oleh siswa. Guru bisa mengawali pembelajaran dengan menanyakan hal-hal yang sederhana, misalnya: Di sebelah mana matahari terbit? Di sebelah mana matahari tenggelam? Kemudian mengajak siswa untuk berpikir lebih kompleks dengan menanyakan: Mengapa hal ini bisa terjadi? Demikian dan seterusnya. 

Guru selalu dituntut untuk memahami kondisi awal siswa dalam menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini bertujuan agar guru bisa memberikan materi secara runtut dengan menyesuaikan kemampuan awal siswanya kemudian menambah tingkat kesulitannya secara bertahap. Selain itu penyampaian materi pembelajaran mulai dari yang sederhana menuju materi pembelajaran yang lebih kompleks  perlu dilakukan. Hal ini bertujuan agar siswa lebih enjoy dalam belajar dan tidak merasakan lonjakan tingkat kesulitan yang begitu signifikan.

 4. Berikan reward dan punishment sesuai kesepakatan

Seperti halnya pedagang yang menjanjikan bonus atau hadiah kepada para pembelinya, guru pun bisa memberikan hadiah atau penghargaan kepada siswanya agar lebih bersemangat dalam belajar. Reward/penghargaan ini diberikan kepada siswa yang menunjukkan satu kemajuan atau keberhasilan dalam belajar. Penghargaan atau hadiah bukan saja berupa materi tetapi bisa juga berupa tanda bintang, ucapan, atau kata-kata yang menyenangkan dan membanggakan bagi siswa yang berprestasi.

Selain reward/penghargaan, siswa juga perlu ditunjukkan adanya punishment/hukuman ketika mereka melakukan pelanggaran. Hukuman di sini sifatnya berupa kesepakatan bersama tentang akibat atau sanksi apabila seorang siswa melakukan pelanggaran atau kesalahan. Hukuman yang diberikan tidak boleh membebani secara fisik maupun psikis bagi siswa namun mampu memberikan efek jera sehingga siswa tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

5. Guru berpenampilan menarik dan menyenangkan di hadapan siswa

Tak perlu pakaian mewah atau riasan wajah yang “wah” cukuplah seorang guru tampil rapi, ceria, dan bergairah. Siswa  membutuhkan “magnet” penarik semangat belajar berupa semangat dari guru itu sendiri. Selain itu guru juga dituntut pintar dalam mencairkan suasana terutama di saat siswa menunjukkan gelagat kejenuhan yaitu dengan memberikan selingan atau sering disebut dengan ice breaking. Cara ini cukup efektif untuk menarik perhatian siswa ketika merasa jenuh dalam kegiatan sehingga memompa kembali semangat belajar yang sempat menurun.

Tunjukkan kepada siswa bahwa setiap tempat adalah kelas.

Setiap tempat adalah kelas, setiap siswa adalah guru, dan setiap guru adalah siswa. Siswa hendaknya ditanamkan kebiasaan berperilaku sebagai pembelajar di setiap tempat dan waktu. Guru bisa saja memanfaatkan kesempatan bersama siswa saat bermain, di kantin, atau di tempat ibadah dalam menyampaikan nilai-nilai pendidikan karakter sekaligus memantau perkembangan siswanya. Di sisi lain, siswa akan merasa sikapnya selalu dalam pengawasan guru sehingga termotivasi untuk tetap berdisiplin, rajin, dan taat kepada aturan.

Tanamkan pemahaman bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban

Dalam al Hadits disebutkan, "Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu." (HR Tabrani). Ketika siswa sadar bahwa belajar itu merupakan suatu kewajiban yang bernilai sebagai ibadah maka siswa akan berlomba-lomba melakukannya. Mereka akan lebih bersemangat mempelajari ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum yang sebenarnya bersumber dari ilmu agama itu sendiri. Selain itu, guru seyogyanya mampu menanamkan sebuah pemikiran bahwa dunia selalu berkembang sehingga manusia harus selalu belajar sepanjang hayatnya untuk menghadapi perubahan yang ada (long life education)

Demikianlah tujuh cara dalam membangkitkan semangat belajar bagi siswa yang cukup mudah dilaksanakan oleh guru. Satu hal yang tidak kalah penting bagi guru yaitu keikhlasan. Keikhlasan guru dalam mendidik dan mengajar para siswanya sangat berpengaruh pada tingkat keberhasilan guru itu sendiri. Dengan berbagai bekal yang berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola kegiatan pembelajaran serta keikhlasan ini semoga para guru mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sehari-hari dengan lancar dan insya Allah bernilai ibadah. Aamiin  


Penulis : Nanik Srihartati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

3W Wujud Nyata Rasa Syukur Kita Saat Pandemi

  Bukan hanya di dunia medis, kita semua juga sudah tak asing lagi dengan istilah 3W, yaitu wajib memakai masker, wajib mencuci tangan serta...