“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Qabil dan Habil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil) “aku pasti membunuhmu “ Berkata Habil. “sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa”. (Al-Maidah 27).
Penolakan iblis terhadap perintah Allah swt., untuk bersujud kepada Nabi Adam as merupakan peristiwa hukum pertama yang membuat aktivitas dunia dimulai. Penolakan iblis menjadi awal kompleksitasnya kehidupan dunia karena melanggar hukum atau perintah Allah swt.
Peristiwa hukum selanjutnya terjadi setelah istri Adam as Siti Hawa melahirkan keturunan kembar. Allah menetapkan syariat aturan bagi anak-anak Adam dan Hawa yang sudah dewasa. Qabil maupun Habil tidak boleh kawin dengan adik kembarnya. Inilah awal mula muncul sifat buruk dalam diri Qabil yang tidak menerima ketentuan Allah swt.
Banyak tulisan berkenaan dengan kisah anak Adam as. Dari yang ilmiah murni, ilmiah popular atau hanya tulisan ringan biasa. Misalnya tulisan Siti Mariatul Kiptiyah tentang “Kisah Qabil dan Habil Dalam Al Quran Telaah Hermeneutis”, merupakan tulisan ilmiah murni, hanya kalangan tertentu yang bisa membacanya. Saya pikir kisah Qabil dan Habil masih menarik jika ditulis kembali dengan pendekatan tekstual maupun kontekstual.
Kisah pembunuhan pertama kali dalam peradaban manusia dimulai ketika Qabil membunuh Habil. Mereka adalah anak-anak dari pasangan Nabi Adam as dan Siti Hawa ketika sudah diturunkan ke muka bumi setelah diusir dari surga. Siti Hawa melahirkan sebanyak 20 kali dan selalu kembar. Jumlah seluruh anak Nabi Adam as dan Hawa sebanyak 40 orang.
Qabil adalah seorang petani. Ketika diperintahkan berkurban maka ia berkurban dengan seikat gandum. Dia pilih gandum yang jelek dari tanamannya. Dia tidak peduli apakah kurbannya diterima atau tidak, karena rasa sombong dan dengki kepada Habil sudah menguasai dirinya. Sedangkan Habil seorang peternak kambing, dia pilih kambing yang muda lagi gemuk untuk berkurban. Dia berharap agar kurbannya diterima Allah swt. Setelah kurban keduanya dipersembahkan, Allah swt menurunkan api berwarna putih dan dengan izin Allah api itu membawa kurban Habil (sebagai tanda bahwa kurbannya diterima) dan meninggalkan kurban Qabil. Allah swt hanya akan menerima kurban dari Hamba-Nya yang ikhlas dalam melaksankan perintah-Nya. Sifat sombong, dengki dan tidak ikhlas dalam diri Qabil yang menyebabkan kurbannya tidak diterima Allah swt.
Setidaknya ada 3 faktor penyebab Qabil membunuh Habil. Pertama, sebagaimana tertulis dalam buku Rangkaian Cerita Al Quran Kisah Nyata Peneguh Iman ( H. Bey Arifin) adanya perasaan birahi dan nafsu antara laki-laki dan perempuan. Qabil cemburu dengan Habil yang akan dinikahkan dengan kembarannya yang cantik bernama Iqlimiya.
Hawa nafsu terdiri dari dua kata ; hawa dan nafsu. Dalam bahasa melayu, nafsu bermakna keinginan, kecenderungan atau dorongan hati yang kuat. Jika ditambah dengan hawa (hawa nafsu) bisanya dikaitkan dengan dorongan hati yang kuat untuk melakukan perkara tidak baik. Untuk seks biasa disandingkan kata nafsu syahwat. Ketiga kata ini ( Hawa, nafsu dan syahwat) berasal dari bahasa Arab. Hawa bermakna sangat cinta, atau kehendak. Nafsu berarti roh, nyawa, jiwa, tubuh, diri, kehendak, niat, dan usaha. Syahwat bermakna keinginan untuk mendapatkan yang lezat, atau birahi.
Nafsu atau hawa nafsu adalah sebuah perasaan atau kekuatan emosional yang besar dalam diri seorang manusia, berkaitan secara langsung dengan pemikiran atau fantasi seseorang. Hawa nafsu merupakan kekuatan psikologis yang kuat yang menyebabkan suatu hasrat atau keinginan intens terhadap suatu objek atau situasi demi pemenuhan emosi tersebut. Dan umumnya dihubungkan dengan seksual.
Menurut kitab Jami ‘al Ushul fi al-Auliya nafsu beserta karakteristiknya terbagi tujuh macam, yaitu:
Nafsu Ammarah : nafsu yang cenderung mendorong kepada keburukan.
Nafsu Lawwamah : nafsu yang telah mempunyai rasa insyaf dan menyesal sesudah melakukan suatu pelanggaran.
Nafsu Mulhimah: nafsu yang memberikan dorongan untuk berbuat kebaikan.
Nafsu Mutmainnah: nafsu yang telah mendapat tuntunan dan pemeliharaan yang baik. Ia mendatangkan ketenteraman jiwa, melahirkan sikap dan perbuatan yang baik, mampu membentengi serangan kekejian dan kejahatan.
Nafsu Radhiyah, nafsu yang ridha kepada Allah swt, mempunyai peran penting dalam mewujudkan kesejahteraan.
Nafsu Mardhiyah: nafsu yang mencapai ridha Allah. Keridhaan tersebut terlihat pada anugerah yang diberikan Allah berupa senantiasa berzikir, ikhlas, mempunyai karomah dan memperoleh kemuliaan.
Nafsu Kamilah: nafsu yang telah sempurna bentuk dan dasarnya, sudah dianggap cakap untuk mengerjakan irsyad (petunjuk) dan menyempurnakan penghambaan diri kepada Allah.
Ayat 10 Surah Al-Maidah menggambarkan bagaimana hawa nafsu yang sudah memucak di ubun-ubun Qabil. “ Maka hawa nafsunya menjadikan ia rela membunuh saudaranya, maka dibunuhnyalah, maka menjadilah dia di antara orang-orang yang merugi”.
M. Quraish Shihab menafsirkan dalam Tafsir Al-Misbah, sebenarnya Habil telah menasehati Qabil agar jangan melakukan perbuatan tercela tersebut, namun ia tidak menghiraukannya. Hal ini dikarenakan hawa nafsu dan amarah telah menguasai diri Qabil. Meski sempat ragu dan berpikir sejenak, namun Qabil tetap membunuh saudaranya, Habil.
Bagaimana cara mengendalikan hawa nafsu? Kata kunci nya adalah dengan ilmu. Tanpa ilmu, kita tidak bisa berbuat apa-apa, tanpa ilmu kebutuhan dunia akhirat sulit untuk bisa dicapai. Jadi nafsu yang sedang bersemayam dalam diri Qabil adalah nafsu ammarah yaitu nafsu yang cenderung melakukan keburukan.
Kedua ,hasad atau iri dengki lantaran kurban (persembahan) nya tidak diterima oleh Allah swt. Menurut Al Qurtubi, Hasad atau iri dengki adalah dosa yang pertama kali dilakukan di langit, ketika iblis dengki kepada Nabi Adam AS, dan di bumi ketika Qabil dengki kepada Habil.
Hasad berasal dari bahasa Arab yang artinya iri hati atau dengki. Iri dengki adalah sebuah emosi yang timbul karena merasa kurang senang, kurang bersyukur dengan apa yang dimilikinya dan cemburu dengan apa yang dimiliki oleh orang lain karena dianggap hal tersebut lebih dari apa yang dimilikinya. Iri dengki merupakan sebuah sifat yang termasuk ke dalam salah satu penyakit hati manusia (Dalamislam.com).
Secara umum ada 4 hal yang bisa menyebabkan munculnya sifat iri dengki, yaitu:
Kebencian dan permusuhan. Sifat ini muncul karena disakiti, difitnah, salah satu haknya dilanggar, atau sebab-sebab lain yang merugikan diri sendiri.
Hadirnya naluri untuk selalu lebih dari orang lain. Naluri ini merupakan jalan tol menuju penyakit dengki.
Ambisi kepemimpinan. Obsesi untuk merebut pucuk pimpinan adalah sarana yang paling rawan munculnya kedengkian.
Akhlak yang buruk. Orang yang buruk akhlaknya akan kikir berbuat kebaikan dan tidak suka melihat orang lain mendapatkan kebaikan.
Rasulullah saw., mengingatkan, “Tiga hal yang merupakan sumber segala dosa, hindarilah dan berhati-hatilah terhadap ketiga hal tersebut”. (1) Hati-hati dengan keangkuhan (takabbur) karena keangkuhan membuat iblis enggan bersujud kepada Adam as. (2) Hati-hati dengan hati rakus (tamak) karena ketamakan mengantarkan Adam as memakan buah terlarang, dan (3) Berhati-hatilah terhadap iri dengki (hasad)karena kedua anak Adam as (Qabil dan Habil), salah seorang di antaranya membunuh saudaranya akibat dorongan iri dengki (HR.ibn Asakir melalui Ibn Mas’ud).
Sifat hasad yang ada dalam diri Qabil menyebabkan ia menyerahkan kurban atau persembahan dengan kualitas yang jelek, dan ini menyebabkan tertolaknya kurban atau persembahan tersebut di sisi Allah swt. Adapun kurban atau persembahan Habil di terima, karena didasari patuh pada perintah Allah swt disertai dengan rasa ikhlas yang tinggi.
Menurut M.Quraish Shihab dalam tafsirnya Al Misbah kata kurban terambil dari kata qaruba yang berarti dekat, yaitu sesuatu yang dipersembahkan kepada Allah swt., baik berupa barang yang disedekahkan atau dalam bentuk melakukan ibadah tertentu. Tetapi kata ini lebih banyak dipahami dalam arti mempersembahkan sesuatu yang bersifat material. Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa orang-orang Yahudi menjadikan kurban yang dimakan api sebagai tanda diterimanya kurban.
Ketiga, sumpah Iblis yang akan menyesatkan semua anak cucu Adam. Sakit hati dan dendam lantaran ia dikeluarkan dari surga disebabkan Nabi Adam as.
Iblis menjawab, “karena engkau telah menghukumku tersesat, maka aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dam Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.(Al-A’raf:16-17)
Iblis menurut kamus Arab-Indonesia bermakna Iblis,setan atau perbuatan setan (Ali Mutahar:2005:8). Penyebutan iblis merupakan julukan nenek moyang bangsa jin, yang memiliki nama asli Azazil. Ia makhluk pertama yang membangkang perintah Allah untuk bersujud di depan Adam as. Di dalam hadits Shahih Muslim, dikatakan bahwa iblis sekarang berada di tengah lautan (air) yang dikelilingi oleh beberapa ular. Dari sanalah ia mengendalikan seluruh aktivitas penyesatan terhadap umat manusia. Markas besar iblis berada di tengah-tengah samudera, mereka memilih lautan karena luasnya yang mencapai tiga perempat dari luas bumi. Iblis membangun kerajaannya di lautan dengan tujuan ingin menandingi arasy (singgasana) Allah yang berada di atas air di langit ke tujuh.
Berbicara mengenai iblis, ada yang mengatakan bahwa iblis termasuk golongan malaikat, benarkah demikian? Iblis hanya satu, karena dalam Al-Qur’an tidak ada penyebutan iblis secara plural. Yang banyak adalah keturunannya. Pendapat lain mengatakan bahwa iblis termasuk ke dalam golongan jin, Inilah beberapa alasan tersebut:
- Iblis makan dan minum, malaikat tidak.
- Iblis berkembang biak, malaikat tidak.
- Iblis membangkang perintah Allah untuk sujud kepada Adam, sedangkan semua malaikat melaksanakan perintah tersebut.
- Firman Allah swt, sural al-Kahfi”…kecuali iblis. Dia adalah golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Rabb-Nya”.
- Firman Allah swt, “ Apakah yang menghalangi iblis untuk bersujud adalah prasangka buruknya bahwa api lebih baik daripada tanah. Baginya makhluk yang diciptakan dari api lebih mulia dari makhluk yang diciptakan dari tanah”.
Dengan memperhatikan beberapa alasan di atas, maka iblis adalah jin atau makhluk dari bangsa jin yang tercipta dari api, bukan malaikat sebagaimana beberapa pendapat menyatakannya. Iblis mempunyai keturunan atau tentara, yang biasa dikenal dengan nama setan. Dalam kamus Al Munawwir Arab-Indonesia,setan berarti yang keji, yang jahat, atau jauh dari kebenaran (A.W.Munawwir:1984:772).
Bagaimana pandangan agama-agama di dunia tentang iblis? Mengutip dari Deminologi.Ogiexorcist.blogspot.com. Masing-masing agama punya nama tersendiri tentang iblis, tetapi umumnya ada kesamaan yang menyatakan bahwa iblis adalah makhluk yang suka menggoda dan menyesatkan umat manusia. Inilah penjelasan lengkapnya.
Menurut ajaran Islam, kata setan pada dasarnya memiliki arti sebagai kata sifat yang digunakan kepada makhluk dari golongan jin, manusia dan hewan. Kemudian Ibnu Katsir menyatakan pula, bahwa setan adalah semua yang keluar dari tabiat jenisnya dengan kejelekan.
Surah al-An’am ayat 112 menyatakan,” ..dan demikian Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).
Sedangkan menurut doktrin Kristen Trinitarian, pada mulanya, Setan adalah malaikat Tuhan yang bernama Lucifer. Istilah “malaikat” berarti utusan. Semua malaikat diciptakan oleh Tuhan. Kolose 1:6 mengatakan” Karena di dalam Dia-lah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa, segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia”.
Lucifer diciptakan dengan keindahan yang sempurna sehingga ia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling cantik. Ia dipenuhi hikmat sehingga Ia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang terpandai dari seluruh malaikat yang ada di surga . Luciferlah yang paling pintar, cantik dan berkuasa. Yehezkiel 28:12 mencatat “… gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah”. Walaupun malaikat adalah makhluk indah dan berkuasa namun mereka tidak boleh disembah karena malaikat adalah makhluk ciptaan Tuhan. Hanya Tuhan , Sang Pencipta saja yang patut disembah.
Kata Satan (dengan huruf besar) hanya digunakan dua kali di dalam Al Kitab terjemahan Baru (wahyu 12:9, 20:2) untuk akar kata Yunani Satanas yang diterjemahkan menjadi “iblis” di 34 tempat yang lain di Alkitab. Oleh karena itu sinonim “satan” yang terdekat di dalam bahasa Indonesia adalah “iblis”.
Lucifer dan Beelzebul adalah dua nama lain yang disebut di dalam Alkitab yang seringkali dikaitkan dengan Satan. Nama “Lucifer” di dalam teologi Kristen diidentifikasikan dengan “putera pajar” di dalam Yesaya 14:12 yang dikaitkan dengan “pemfitnah” dalam bagian lain di Perjanjian Lama. Beelzebul atau Beelzebub adalah nama Dewa orang Filistin (lebih tepatnya sejenis Baal dari kata Ba’alZebub, yang artinya “Dewa Lalat”) dan juga digunakan di Perjanjian Baru sebagai sinonim untuk Satan.
Selian itu Satan juga digambarkan sebagai ular dan naga dan banyak lagi. Di dalam kisah Kejadian, Satan diidentifikasikan sebagai ular yang membujuk Hawa untuk memakan Buah Pengetahuan yang Baik dan yang Benar. Wahyu 20:2 menyebut bahwa “si ular tua itu, yaitu iblis dan Satan”.
Menurut pemahaman agama Hindu, dalam Bahasa Sanskerta tidak dikenal istilah atau kata setan atau satan. Makna yang dekat atau mirip yaitu kata paisaca (masculinum) dan paisaci ( femininum). Di dalam Rgveda (1.135.5) disebut dengan nama paisaci sedang di dalam Athar vaveda (II.18.4, IV.20.6,9. IV.36.4. IV.37.10. V.29.4.4.14. VI.32.2. VII.2.12. XII.1.50). Maknanya sama dengan di dalam Rgveda, yakni nama dari sekelompok raksasa. Di dalam Taittiri ay Samhita (II.4.1.1 juga dalam Kathaka Samhita XXXVII.14) mereka diasosiasikan dengan para raksasa dan asura yang bermusuhan dengan para dewa, manusia dan leluhur.
Di dalam kitab-kitab Purana, Paisaca dijelaskan sebagai berikut. Makhluk yang berhati dengki yang merupakan perwujudan yang jahat. Setiap orang, di mana saja di bumi ini, sejak baru terjadinya alam semesta dipercaya telah hadir roh yang jahat. Minuman para Paisaca adalah darah dan makanannya adalah daging (Dronaparva L.9).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka di dalam kitab suci Veda, kitab-kitab Purana, Setan dapat diidentikkan dengan Paisaca, bhuta, raksasa, daitya dan asura yang menghasut atau mendorong terjadinya kejahatan, dapat merasuki setiap orang dan bahkan menjelma menjadi raja sebagai pemimpin sebuah Negara.
Adapun menurut pemahaman agama Budha. Kata Mara adalah bahasa Pali atau bahasa Sanskerta yang dipakai oleh agama Budha, yang sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, tidak diterjemahkan penggoda, penghalang, tetapi diterjemahkan dengan setan, makhluk halus yang selalu membujuk, menarik, menyeret orang-orang untuk melakukan kejatahan atau perbuatan berdosa.
Namun sesungguhnya dalam ajaran Sang Budha menyebutkan, bahwa Mara adalah rintangan setan bagi manusia yang ingin mencapai pencerahan. Sang Budha menyebutkan bahwa Mara adalah Khanda, Khanda itu yang membentuk kehidupan ini.
Ada 5 Khanda ( Khanda berarti kelompok)
- Kelompok Jasmani (Rupa)
- Kelompok mengingat mengenali (Sanna)
- Kelompok mental merasakan (Vedana)
- Kelompok mental berpikir termasuk mengingat kenangan yang lalu, mempuyai rencana, cita-cita, harapan (Sankhara)
- Arus keadaan (Vinnana).
Sedangkan menurut pemahaman Yahudi. Rujukan yang banyak memaparkan mengenai setan adalah menurut tradisi Kabbalah (Mistisme Yahudi) yang menyebutkan bahwa setan adalah termasuk ciptaan YHWH yang digunakan YHWH untuk menguji keimanan umatnya seperti dalam cerita Adam dan Hawa, Raja Saul yang disembuhkan oleh Daud karena ia kerasukan roh jahat, dan iblis yang ditugaskan oleh YHWH untuk mencoba Ayub. Setan dalam pemahaman Yahudi lebih sebagai alat YHWH, karena dalam Taurat sendiri telah memaparkan bagaimana YHWH menguji umatnya dengan menugaskan iblis untuk mencoba mereka.
Dengan demikian, perbuatan pembunuhan yang dilakukan oleh Qabil terhadap Habil adalah adanya campur tangan iblis atau setan. Hal ini terbukti dengan rayuan dan bujukannya, akhirnya Qabil membunuh saudaranya sendiri. Sebagaimana dilukiskan dalam ayat Al-Qur’an berikut ini. “Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu untuk membunuhku, sekali-kali aku tidak menggerakkan tanganku membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Robb sekalian alam. Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan membawa dosa (pembunuhan ini) dan dosa kamu sendiri yang lain, maka kamu menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah balasan bagi orang-orang zalim”. (Al-Maidah:28-29).
Pembunuhan termasuk dosa besar yang mengancam pelakunya masuk neraka. Yang berhak menghidupkan dan mematikan itu hanya Allah swt. Tuhan yang Maha Menghidupkan (al-Muhyii) dan yang Maha Mematikan (Al-Mumiitu).
DAFTAR PUSTAKA
Ali Mutahar,2005.Kamus Arab-Indonesia. Hikmah Kelompok Mizan:Jakarta.
A.W.Munawwir, 1984. Kamus Al Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap. Unit Pengadaan Buku-Buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren “Al-Munawwir” Krapyak Yogyakarta.
Demonologi:Setan. Ogiexorcist.blogspot.com- April 2015).
H. Bey Arifin: 2000,Rangkaian Cerita Al Quran Kisah Nyata Peneguh Iman.
Kumpulan Hadits Shahih Muslim,
M.Quraish Shihab, 2010. Tafsir Al-Misbah (Cet.III) Surah Al-Maidah. Penerbit Lentera Hati.Jakarta.
Penulis : Yasir Arafat
Subhanallah.. Mantaap Pak.. Sangat bermanfaat untuk pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari..
BalasHapusTerimakasih sudah berkunjung ke blog kami
BalasHapus