Minggu, 16 Agustus 2020

Membina Akhlak Peserta Didik

 

Dewasa ini banyak berita beredar di televisi maupun di media sosial mengenai kejadian yang dilakukan oleh anak-anak terutama yang masih berstatus pelajar. Terkait tentang peristiwa mengenai perbuatan ataupun tingkah laku yang tidak seharusnya mereka lakukan. Misalnya berita mengenai seorang pelajar yang menganiaya gurunya, seorang pelajar mem-bully teman sebayanya, bahkan ada yang terjerat kasus narkoba dan tindakan kriminal lainnya.

Kasus semacam itu sangatlah memprihatinkan, mengoyak hati kita sebagai orang tua maupun sebagai guru khususnya. Timbul pertanyaan, bagaimana caranya membina akhlak peserta didik menjadi lebih baik? Di sinilah perlunya peran serta  orang tua dan guru khususnya.

Kenapa saya katakan perlu peran orang tua bukan hanya guru saja? Karena orang tua sebagai fondasi pertama dan utama bagi pendidikan anak. Orang tua diharapkan selalu mengawasi dan mendidik anak dengan sopan santun serta menjadi contoh yang baik untuk anak-anaknya.

Dari orang tualah dasar-dasar kehidupan seorang anak didapatkan, baik pengetahuan umum maupun agama, cara bersosialisasi dengan orang lain, sikap-sikap terpuji, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Bahkan hingga mendapatkan keterampilan-keterampilan sederhana, yang bisa melahirkan kemandirian pada sang anak. 

Berikut beberapa peran orang tua dalam mewujudkan kepribadian atau akhlak anak antara lain:

Mencintai dan Menyayangi Anak

Ketika anak-anak mendapatkan cinta dan kasih sayang yang cukup dari orang tuanya, maka saat menghadapi masalah mereka akan bisa menyelesaikannya dengan baik. Sebaliknya jika orang tua terlalu memaksakan kehendaknya, maka perilaku orang tua yang demikian ini akan menjadi penghalang bagi kesempurnaan kepribadian mereka.


Menjaga Ketenangan Lingkungan Rumah

Menjaga ketenangan lingkungan rumah dapat menyebabkan pertumbuhan potensi dan kreativitas akal anak-anak menjadi kuat. Karena lingkungan yang tenang tentu akan menjadikan jiwa anak-anak tenang pula. 


Saling Menghormati

Anak-anak harus diajarkan sikap hormat kepada orang tua dan sesama. Saling menghormati artinya dengan mengurangi kritik dan pembicaraan negatif. Hal ini akan menciptakan iklim kasih sayang dan keakraban. Orang tua pun harus mengerti keinginan anak, sehingga anak mendapatkan hak-haknya.


Memberikan Kepercayaan

Berikan kepercayaan kepada anak, hal ini akan menjadikan mereka maju dan berani dalam bersikap. Mereka akan percaya diri dan yakin dengan kemampuannya sendiri. 


Mengadakan Rapat Keluarga

Jika ada suatu permasalahan yang harus di pecahkan, libatkan anak di dalamnya.  Agar mereka terbiasa bermusyawarah, menghargai pendapat orang lain. Terbiasa mengambil keputusan berdasarkan mufakat. 

Sebagai seorang guru, ada beberapa langkah yang dapat kita tempuh dalam membina akhlak peserta didik menjadi lebih baik, di antaranya: 

Pemahaman Akhlak

Pertama, bimbinglah peserta didik tentang pemahaman akhlak. Apa itu akhlak?

Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.


Keteladanan

Kedua, guru hendaknya dapat memberikan keteladanan untuk pesta didik. Biasanya peserta didik mencontoh apa yang mereka lihat pada gurunya. Artinya guru memberikan contoh yang baik bagi peserta didik, bisa dari tutur kata yang sopan, penampilan yang rapi, ramah, tingkah laku yang santun, dan sebagainya. Dengan demikian peserta didik dapat termotivasi untuk selalu berbuat baik.


Pembiasaan

Ketiga, peserta didik diberikan sikap pembiasaan. Jadi tidak hanya pemahaman tentang akhlak dan keteladanan saja. Bimbinglah peserta didik untuk membiasakan berperilaku baik, yang nantinya diterapkan tidak hanya di sekolah namun diterapkan di luar sekolah juga. Proses pembiasaan ini merupakan metode yang strategis dalam mendidik peserta didik. Jadi kebiasaan baik itu akan mendarah daging pada peserta didik kita yang diharapkan dapat membuat mereka memiliki akhlak yang lebih baik lagi.


Menciptakan Suasana Kondusif

Keempat, dalam menunjang keberhasilan pembinaan akhlak peserta didik, hal yang tak kalah penting adalah guru dapat menciptakan suasana lingkungan sekolah yang kondusif. Dalam hal ini berkaitan dengan lingkungan yang baik bagi peserta didik, misalnya lingkungan yang dihiasi dengan sifat religius, menampilkan kesan agamis. Bisa pembacaan Yasin bersama, salat berjamaah, mendengarkan ceramah agama, dan sebagainya.


Memberikan Teguran dan Hadiah

Kelima, apabila ada peserta didik yang melakukan perbuatan yang kurang baik, yang tidak sesuai dengan norma dan ajaran agama, sebaiknya harus diberikan teguran dan semacam sanksi yang bersifat mendidik.

Dan jangan pula lupa memberikan hadiah berupa pujian untuk peserta didik yang telah melakukan perbuatan baik.


Motivasi

Keenam, jangan pernah bosan memberi motivasi kepada peserta didik untuk selalu berperilaku baik setiap saat, kapan pun dan di mana pun mereka berada. Sehingga mereka merasa bersemangat dan termotivasi untuk selalu berperilaku baik.

Mereka akan merasa malu jika tidak berperilaku baik. Ke depan mereka akan menjaga akhlaknya kapan pun dan di mana pun mereka berada.

Itulah beberapa peranan orang tua dan guru dalam membina akhlak peserta didik. Dimulai dari orang tua yang menjadi panutan dan fondasi pertama pendidikan. Dan selanjutnya guru sebagai orang tua kedua. Setelah kita menerapkan beberapa hal tersebut di atas, diharapkan mereka  menjadi pribadi yang lebih bermoral dan berakhlak, semoga. 


Penulis : Marsiti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

3W Wujud Nyata Rasa Syukur Kita Saat Pandemi

  Bukan hanya di dunia medis, kita semua juga sudah tak asing lagi dengan istilah 3W, yaitu wajib memakai masker, wajib mencuci tangan serta...