Prof. Dr. Andi Hakim Nasution
pernah mengungkap salah satu
budaya orang Barat, kenapa bisa maju dalam segala hal, adalah karena
motto yang berbunyi :” Tekunilah hobi,
sehingga menjadi sahabat yang karib bagimu”. Kata-kata
itu dimunculkan oleh Andi Hakim Nasution dalam suatu artikel yang pernah dimuat
di sebuah majalah Ibu Kota ketika beliau mengetuai Lomba Karya Ilmiah Remaja
beberapa tahun yang lalu. Maksudnya adalah ingin menyemangati anak remaja
pelajar dan mahasiswa agar menekuni hobi meneliti dan kemudian menuangkan dalam
karya tulis. Apabila hasil
penelitian dan karya tulisnya bagus dan berhasil memenangkan lomba, maka
keberuntungan yang akan diperoleh berupa hadiah dan berbagai bentuk penghargaan
lainnya. Bahkan bagi para peserta yang terbukti rajin melakukan penelitian,
apalagi kalau didasari karena hobi, bisa diterima tanpa tes masuk Institut
Pertanian Bogor (IPB University), karena pada waktu itu Prof. Dr. Andi Hakim
Nasution sedang menjabat sebagai rektornya. Kalau seandainya belum beruntung dengan
mendapatkan hadiah, manfaat yang diperoleh dari hobi meneliti adalah
memungkinkan kelancaran dalam menyelesaikan bidang studinya.
Dari uraian di atas, ada dua unsur penting yang perlu dibahas lebih lanjut, yaitu hobi dan sahabat karib. Hobi menurut Kamus Bahasa Indonesia berarti kesenangan yang utama atau kegemaran, sedangkan sahabat karib adalah teman atau sejawat yang akrab sekali. Seorang sahabat karib adalah seseorang yang sangat dirindukan, yang selalu menemani di kala senang maupun sewaktu bersedih. Bahkan, yang namanya sahabat karib akan selalu menemani dan selalu menghibur dalam segala cuaca dan dalam segala keadaan. Sebagai sahabat karib, dia akan selalu dicari terutama di waktu senggang dan ketika mengalami kesepian.
Maka,
demikianlah hobi, apabila ditekuni dengan akrab, akan menjadi sahabat yang
benar-benar membahagiakan. Apabila ada seseorang yang mempertanyakan kepada
orang lain mengenai apa hobinya, jawabnya bisa macam-macam. Ada yang bilang
hobi minum kopi, misalnya. Jawaban itu tidak salah kalau sekiranya minum kopi
ternyata mampu menemani sebagai sahabat karibnya. Ngopi
anteng di rumah lalu bisa menghasilkan pekerjaan atau karya yang
bermanfaat, semakin membuktikan, bahwa minum kopi ternyata memang hobinya. Yang
penting, dia juga harus tahu batas-batasnya dan menjaganya.
Yang menarik
adalah seseorang yang mau menekuni hobi olahraga dan dimulai dari usia
anak-anak. Bagi yang suka berkelahi, di kemudian hari bisa jadi bintang
olahraga beladiri yang mampu membela nama bangsa dan negara, bahkan ada yang
berhasil meraih tingkat profesional dengan bayaran yang mahal. Demikian juga
untuk jenis olahraga yang lain. Yang sangat fenomenal adalah pemain sepakbola,
tenis, bolabasket, golf, bulutangkis dan tinju serta beberapa jenis olahraga
yang lain, mampu mengantarkan yang bersangkutan menjadi orang ternama dan hidup
berkecukupan. Hobi di bidang seni-budaya, apabila ditekuni dengan seksama dan
bersungguh-sungguh sehingga menjadi sahabat yang karib, bukan mustahil juga
akan bisa mendatangkan keberuntungan, misalnya menjadi bintang film, penyanyi
atau bintang selebriti di bidang yang lain.
Menggeluti
Suatu Hobi
Ternyata,
seseorang tertarik terhadap suatu hobi itu tidak datang dengan tiba-tiba. Ada
prosesnya. Yang pertama, karena pergaulan. Karena berteman dengan orang suka
main bola, maka setiap hari inginnya main bola melulu manakala ada waktu senggang.
Karena ada bakat yang bisa dikembangkan, oleh seorang pelatih atau pemandu
bakat, ia kemudian dibina dan berhasil sangat mengagumkan. Diego Maradona,
pemain bintang Argentina adalah salah satu contohnya. Ada lagi contoh, seorang
anak yang sering diajak bapaknya ketika main badminton. Dia tertarik, kemudian
menekuni juga hobi main badminton dan mampu berprestasi walaupun hanya tingkat
pelajar. Sebuah BUMN merekrut dia sebagai pelatih bagi para karyawan dan
keluarganya yang kemudian membuat keberuntungan, karena begitu lulus S1
langsung dikukuhkan menjadi karyawan honorer perusahaan tersebut.
Kedua, karena
pengetahuan yang diperoleh seseorang yang kemudian berubah menjadi hobi.
Sebagai contoh, karena sering mendapat tugas membuat paper atau karya tulis di
sekolah atau tempat kuliah dan ditekuni dengan baik dan bersungguh-sungguh,
bisa membuat siswa atau mahasiswa yang bersangkutan kecanduan terus menulis.
Dan jadilah kemudian dia sebagai penulis yang produktif dan punya nama yang
terkenal.
Lalu yang ketiga,
adalah karena terpaksa. Seseorang ketika harus mengarungi kehidupan, ada yang
terpaksa harus menekuni suatu bidang pekerjaan tertentu. Bermula karena
terpaksa, tetapi kemudian ditekuni dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh, bukan
mustahil akan berubah menjadi hobi yang akrab. Sebagai contoh, ada seorang
pemborong bangunan yang sukses,
padahal tadinya
dia terpaksa memulai menjadi kuli bangunan karena tuntutan kehidupan. Karena
keterbatasan pergaulan dan ketiadaan modal, membuat pilihan pekerjaan juga terbatas.
Maka pertaruhannya adalah, seseorang harus mampu mengubah keterpaksaan menjadi
hobi yang membahagiakan.
Yang berbahaya
adalah apabila ada orang yang tidak mempunyai hobi sama sekali. Semuanya
dikerjakan dan dijalani dengan iseng, tidak bersungguh-sungguh dan tidak
berlanjut. Perilaku demikian, tidak mampu membuat hobi sebagai sahabat yang
karib, sehingga akan berdampak pada kehidupan dan masa depannya. Apabila
ditanyakan kepada orang ini apa hobinya, boleh jadi dia akan menjawab
kegemarannya hanya tidur atau mungkin cuma kluyuran saja yang tidak ada
gunanya.
Maka benarlah budaya orang Barat sebagaimana dikemukakan di atas. Suatu bangsa yang secara umum tuna hobi, membuat bangsa itu akan terbelakang dalam segala hal. Sebaliknya, suatu bangsa yang mampu menekuni aneka macam hobi dan menjadikan sahabat yang karib, mereka akan menjadi bangsa yang serius dan maju dalam segala hal. Oleh karena itu, marilah kita menekuni hobi yang bermanfaat bagi kehidupan dan kemajuan, dan mulailah dari diri kita sendiri.
Penulis: Muhammad Sadji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar